video praktikum

Senin, 24 Desember 2012

ARGENTOMETRI


Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetri (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya. 
Metode-metode dalam Titrasi Argentometri :
Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku sekunder perak nitrat (AgNO3) dengan penambahan larutan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida (AgCl) dan setelah titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat (Ag2CrO4) yang berwarna merah.
Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX).Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah ; Ksp AgX = [Ag+] [X-]

METODE MOHR :
Prinsip :
AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3,, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4. 
Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada titrasi. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH < 6), sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3 lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH basa (pH > 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang dibutuhkan.

  • STANDARDISASI LARUTAN AgNO3 DENGAN LARUTAN STANDARD NaCl (MENGGUNAKAN METODE MOHR).
  • Cara Kerja :
  • 1. Siapkan larutan NaCl 0,1000 N sebanyak 1000 mL dengan cara melarutkan 5,80 gram NaCl p.a (telah dikeringkan dalam oven 110oC selama 1 jam) dengan aquades di dalam labu ukur 1000 ml.
  • 2. Siapkan larutan AgNO3 0,1000 N sebanyak 500 mL dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 dengan aquades di labu ukur 500 mL.
  • 3. Ambil 25,00 mL NaCl dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, tambah 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
  • 4. Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah disiapkan sampai pertama kali terbentuk warna merah bata.
  • 5. Percobaan diulang 3 kali
  • 6. Hitung normalitas AgNO3 dengan persamaan :
  •  
  • 7. PENENTUAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR
  •    Tujuan :
  • Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandardisasi larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan metode Mohr (Garam dapur telah dikeringkan didalam oven selama 1 jam dengan suhu 1100C)
  • Cara Kerja :
  • 1. Larutkan 1,00 gram garam dapur dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL.
  • 2. Ambil 25,00 mL larutan garam dapur tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
  • 3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai terbentuk warna merah bata.
  • 4. Percobaan diulang 3 kali
  • 5. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.
  •  
  • FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini 250/25
  •      PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM AIR LAUT
  • Tujuan :
  • Menentukan kadar ion klorida dalam air laut dengan cara menstandardisasi larutan air laut dengan larutan standar AgNO3.
  • Cara Kerja :
  • 1. Larutkan 5,00 mL sampel air laut dengan aquades ± 25 mL didalam erlenmeyer 250 mL
  • 2. Tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator
  • 3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah bata.
  • 4. Percobaan diulang 3 kali
  • 5. Hitung molaritas (M) ion khlorida dalam air laut.
  •  

  • Metode Volhard 
  • Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat, kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan.
  • Prinsip:
  • Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halida (X-). Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak bereaksi dengan Cl- dititrasi dengan larutan standar tiosianat ( KSCN atau NH4SCN ) menggunakan indikator besi (III) (Fe3+). Reaksinya sebagai berikut ;
  •  
  • STANDARDISASI LARUTAN AMONIUM TIOSIANAT (NH4SCN) DENGAN LARUTAN STANDAR AgNO3
  • Tujuan :
  • Menstandardisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NH4SCN menggunakan metode Volhard.
  • Cara kerja :
  • 1. Siapkan larutan AgNO3 dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 kedalam 1000 mL.
  • 2. Siapkan larutan NH4SCN 0,1 N dengan cara melarutkan 7,60 gram NH4SCN.
  • 3. Ambil 25,00 mL larutan standar AgNO3 0,1000 N dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 5 mL larutan Fe(NH4)2SO4 1 N sebagai indikator
  • 4. Titrasi dengan larutan NH4SCN (yang sudah disiapkan) sampai pertama kali terbentuk warna merah kecoklatan.
  • 4. Percobaan dilakukan 3 kali
  • 5. Hitung normalitas (N) NH4SCN dengan cara :

Tidak ada komentar: